Mengapa Masih FM 2008?

Halo para pecinta Football Manager 2008! Masih setia dengan FM 2008? Atau sudah punya tambatan hati yang lain? :) Tidak terasa, FM 2008 kesayangan kita semua akan berulang tahun yang ke-10 pada Oktober 2017 nanti. Sebuah usia yang tentu tidak bisa dibilang muda lagi. Apalagi untuk ukuran sebuah game, rasanya gelar jadul sudah layak untuk dilekatkan padanya. Bayangkan saja, jika ibarat seorang manusia, tahun ini FM 2008 adalah anak yang sudah menginjak kelas 4 SD :) Suksesor-nya juga sudah terbilang banyak. Beberapa bulan kedepan saja, FM 2018 sebagai suksesor kesepuluh bahkan sudah siap dirilis ke pasaran. Luar biasa ketinggalan zamannya ya FM 2008 :)

Tapi mengapa blog ini (dan tentu saja author-nya) masih setia dengan FM 2008? Gejala susah move on? Mungkin :) Tapi apapun itu, ya begitulah adanya. Tapi sebenarnya ada beberapa hal yang menyebabkan saya masih setia memainkan FM 2008 sampai hari ini. Ya! Sampai hari ini. Malah tadi siang masih main :) Kira-kira berikut ini alasannya:


Nostalgia

Yap, tidak ada alasan yang lebih menentukan dari sebuah nostalgia :) FM 2008 adalah seri Football Manager yang pertama kali sampai dan terinstall di PC saya, tepatnya sewaktu masih duduk di bangku sekolah, suatu zaman dimana saya lagi semangat-semangatnya dengan sepak bola (bermain nyata maupun virtual). Belum lagi ketika kumpul disekolah, sepak bola adalah topik wajib sebelum pelajaran pertama dimulai (apalagi ketika subuh-nya bertepatan dengan matchday Liga Champions, jadilah suasana kelas bak pasar ikan padahal yang bergosip laki-laki semua :) Walhasil, sepakbola zaman itu menjadi terekam sangat kuat di kepala, utamanya musim 2007/2008 (waktu setiap kali new game FM 2008, bertepatan dengan tim favorit saya Man United menjuarai Liga Champions di akhir musimnya). Semua memori itu teresap kuat dalam setiap permainan game sepakbola yang saya mainkan, termasuk didalamnya FM 2008 (selain PES). Jadi, bermain FM 2008 selalu mampu membawa suasana seperti kembali berada di saat-saat bahagia itu :)

Industri Sepakbola

Mungkin tidak ada orang di dunia ini yang sebahagia saya melihat sepak bola bertransformasi dari sekedar permainan/olahraga menjadi sebuah ladang bisnis yang menjanjikan :) Tapi tidak ada pula yang se-kecewa saya ketika industri tersebut berjalan tidak semestinya, tak terkendali dan, rusak parah! Bagaimana bisa klub-klub sepakbola memiliki kekuatan dana untuk membeli pemain yang baru beranjak bintang (belum bintang apalagi megabintang) dengan harga selangit? Rekor transfer hampir pecah dan tercetak setiap musim! Itulah potret sepakbola masa kini. Kejadiannya berawal dari masuknya para konglomerat yang punya gaya menyuntik dana gila-gilaan kedunia sepakbola melebihi Abramovich (akuisisi Man City oleh Abu Dhabi Group pada 2009, dll). Tentu hampir tidak ada yang mengkomplain ketika Real Madrid membeli CR7 dengan harga selangit (yang memecahkan rekor transfer) pada tahun 2009 dari Man United. Sebab? Ya wajar adanya. Secara megabintang bergabung dengan tim raksasa. Sudah pada tempatnya. Kejadian serupa pernah terjadi pada megatransfer Zinedine Zidane dari Juventus ke klub yang sama, Real Madrid. Tapi yang terjadi kemudian adalah sebuah malapetaka. Tahun-tahun setelahnya, harga pasar para pemain menjadi bias, kacau balau. Para pemain datang dan pergi dengan transfer fee yang rasanya sangat tidak sesuai harga sebenarnya. Beruntungnya, FM 2008 adalah game yang menawarkan sebuah pemandangan sistem sepakbola diluar kegilaan itu, dimana range harga pemain tertinggi dan terendah masih sangat rasional plus kesesuaian harga.

Liga Indonesia

Selain dari luar negeri, alasan saya masih setia memainkan FM 2008 sampai hari ini adalah format kompetisi dari dalam negeri sendiri, Indonesia :) Yup, jika memainkan liga Indonesia di FM 2008 kita akan berkompetisi dengan sistem dua wilayah, suatu format yang pernah cukup lama dipakai sebelum era Liga Super Indonesia, juga sebelum kekacauan dualisme di tahun-tahun sesudahnya yang menurut saya, sangat absurd! Dalam sistem dua wilayah kita memiliki sangat banyak tim yang bermain dilevel tertinggi sehingga memperlihatkan iklim kompetisi yang lebih kompetitif. Selain itu, aturan pemain asing juga lebih bebas (maksimal 5 - tanpa aturan kuota Asia yang enggak jelas itu). Seolah timnas kita dikatakan hanya bisa bersaing sesama tim Asia kalau sering melihat pengalaman beberapa pemain mereka berkompetisi di negeri kita. Absurd? Tentu! Rata-rata kemampuan, Amerika Selatan atau Afrika tentu diatas Asia secara umum. Lagipula, solusi untuk timnas Indonesia berada pada dua hal, pembinaan dan/atau naturalisasi dan Indonesia telah memilih yang kedua (pembinaan baru mulai diseriusi akhir-akhir ini). Seperti alasan kedua, FM 2008 juga menawarkan sesuatu diluar ketidakjelasan yang sudah disebutkan.

System Requirements

Nah, tak seperti tiga alasan sebelumnya, alasan keempat atau yang terakhir datang dari device yang diinginkan oleh FM 2008 itu sendiri. Saya masih ingat ketika pertama kali menginstal FM 2008 di komputer yang sangat standar pada waktu itu, game nostalgia ini tetap bisa berjalan dengan lancar dan mantap jaya. Suatu hal yang membuktikan bagaimana ringannya game yang satu ini. Saya bahkan pernah mensurvey beberapa member disuatu forum yang juga masih setia dengan FM 2008, hampir 50% adalah karena faktor kepemilikan komputer yang spek-nya cekak :) Saya tidak bilang bahwa saya juga masih bermain karena faktor ini. Komputer saya hari ini boleh dibilang lumayan. Seandainya ingin memainkan versi lebih baru, berapa waktu lalu sempat coba FM 2011 dan FM 2012 dan tetap lancar jaya. Tapi keringanan FM 2008 plus tiga faktor diatas tentu sudah menjadi satu paket komplit yang menjadikannya tidak tergantikan sampai hari ini.

Yup, itulah empat alasan yang menjadikan saya masih setia dengan FM 2008 sampai hari ini. Terang saja, tidak ada faktor kebaruan update atau kilau kecanggihan antarmuka didalamnya, karena bagi saya itu hanya soal keuntungan yang dimiliki dari setiap seri, namun tidak selalu bernilai keunggulan. Bagi saya, nostalgia adalah faktor yang tidak ternilai harganya pada sebuah game. Tapi sejatinya ini hanya masalah pilihan saja. Keputusan mau memilih FM seri berapa, tentu menjadi hak dan berada penuh ditangan setiap pemainnya :)

1 komentar:

  1. mantap gan, lanjoot. Sy juga masih maen walopun dah berkeluarga...wkwkwk...

    BalasHapus